Scuderia Ferrari
Scuderia Ferrari (pengucapan bahasa Italia: [skudeˈria ferˈrari]) merupakan nama untuk Gestione Sportiva, salah satu divisi dari pabrikan mobil Ferrari yang bergerak di bidang balap mobil, khususnya Formula Satu. Selain dalam bidang itu, Scuderia Ferrari dan Ferrari Corse juga melayani kebutuhan para pelanggan untuk mobil kategori jalan raya. Scuderia Ferrari merupakan bahasa Italia untuk "Istal/Kandang Ferrari". Istilah dalam bahasa Inggris yang lebih terkenal adalah "Team Ferrari." Tim balap ini (beserta pabrikan mobil untuk kategori jalan rayanya) merupakan anak perusahaan dari FIAT Group yang juga membawahi klub sepak bola Juventus, dan pabrikan mobil Maserati.
Ferrari pertama kali berkompetisi di F1 pada musim 1948 dengan menggunakan mobil F1 pertama mereka, Tipo 125 F1. Hal ini membuat Ferrari menjadi tim tertua dan paling sukses yang berlaga di kompetisi jet darat. Pembalap mereka saat ini adalah juara dunia F1 empat kali (2010-2013) , Sebastian Vettel dan juara dunia F1 tahun 2007 Kimi Raikkonen.[2] Masa jaya Ferrari adalah pada tahun 2000-2004 yang saat itu diperkuat oleh legenda hidup F1 asal Jerman, Michael "Schumi" Schumacher. Presiden Ferrari saat ini adalah Sergio Marchionne, dengan team principal Marco Mattiacci. Sementara posisi direktur teknik tim dipegang oleh James Allison (sasis) dan Luca Marmorini (mesin) dibantu oleh Corrado Lanzone sebagai manajer produksi.[7] Tim ini dijuluki sebagai "tim kuda jingkrak", dan di Italia, tim ini sudah seperti agama, yaitu tak memandang bulu dari mana mereka berasal, apakah dari Roma, Milan, atau Turin, semua hanya satu tujuan yaitu demi kemenangan Ferrari. Pembalap-pembalap terkenal seperti Alberto Ascari, Juan Manuel Fangio, Mike Hawthorn, Phil Hill, John Surtees, Niki Lauda, Jody Scheckter, sang legenda Michael "Schumi" Schumacher hingga Kimi Raikkonen berhasil meraih juara dunia bersama tim ini. Ferrari juga pernah diperkuat oleh Giuseppe "Nino" Farina, Jose Froilan Gonzalez, Gilles Villeneuve, Didier Pironi, Nigel Mansell, Alain Prost, Eddie Irvine, Rubens Barrichello, Felipe Massa, hingga Fernando Alonso kendati mereka tidak meraih juara dunia bersama tim ini.
Awal mula
Scuderia Ferrari didirikan oleh Enzo Ferrari pada akhir tahun 1929 sebagai sponsor untuk beberapa pembalap amatir dalam berbagai balapan. Enzo sendiri, yang juga menjadi pembalap pada saat itu menggunakan mobil produksi Costruzioni Maccaniche Nazionali (CMN) dan Alfa Romeo sebagai alat balapannya. Ide pendirian tim Ferrari datang pada malam hari tanggal 16 November 1929 di kota Bologna, ketika Enzo saat itu bersantap malam bersama dua bersaudara Caniato (Augusto Caniato dan Alfredo Caniato), dan pembalap Mario Tadini. Mereka lantas memutuskan untuk membangun sebuah tim dengan mobil produksi Alfa Romeo. Enzo Ferrari lantas melanjutkan karier membalapnya dengan beragam kesuksesan sampai akhirnya putranya yang bernama Alfredo Ferrari (kemudian dikenal dengan nama Dino Ferrari) lahir pada tahun 1932. Pada tahun itu jugalah, tim Ferrari mencoba peruntungannya di ajang balapan besar dengan turun di ajang 24 Hours of Le Mans dengan mobil Alfa Romeo 8C 2300 Spiders yang berjumlah dua buah dan hasilnya cukup fantastis dengan raihan kemenangan 1-2.
Enzo Ferrari lantas menjadi manajer untuk beberapa pembalap dan juga menjadi pencari bibit-bibit baru pembalap muda dari kantornya di Viale Trento e Trieste, Modena, Italia, sampai 1938. Saat itu Alfa Romeo memutuskan untuk menarik Enzo sebagai manajer untuk divisi balapnya yang dinamakan Alfa Corse. Pada 1939 Enzo keluar dari Alfa sambil kemudian ia mendirikan perusahaan balapnya yang dinamakan Auto Avio Costruzioni Ferrari, dengan alat-alat bekas yang ia dapatkan dari perjanjian dirinya dengan Alfa di mana ia bisa mendapatkan sisa-sisa mobil Alfa Romeo yang tidak mengikuti balapan.
Selain menandatangani kontrak dengan Alfa, Ferrari juga bekerja sendiri untuk memperbesar tim balapnya, di mana Enzo lantas merancang the Tipo 815 (V8 1500cc) bersama Alberto Massimino, yang kemudian mobil ini dikenal sebagai mobil Ferrari pertama. Tetapi setelah Alberto Ascari dan Marchese Lotario Rangoni Machiavelli di Modena mengemudikan mobil tersebut dalam ajang 1940 Mille Miglia, Perang Dunia II memutus semua kegiatan balapan, dan mobil 815 terpaksa diistirahatkan. Ferrari lantas ganti haluan memproduksi alat-alat suku cadang mobil balap, dan pada 1943 Enzo memindahkan markasnya ke Maranello, di mana pada 1944 tempat tersebut sempat kejatuhan bom PD II.
Peraturan untuk Grand Prix World Championship berubah sejak perang usai. Dan hal ini membuat Ferrari harus membuat lagi mobil baru, yang kemudian dinamakan Tipo 125 (V12, 1500cc), yang kemudian berhasil memenangi beberapa balapan. Mobil ini memulai debut di GP Italia 1948 dengan pembalap Raymond Sommer, dan meraih kemenangan perdananya di Circuito di Garda bersama Giuseppe Farina.
Sejarah Formula 1
1950-an: Awal mula keikutsertaan
Secara resmi, Ferrari memulai debut diajang FIA Formula One World Championship pada GP Monaco 1950 dengan mobil 125 F1, dan pembalap Alberto Ascari dan Gigi Villoresi.[8] Perusahaan ini kemudian mengganti mobilnya dengan seri 275 F1, 340 F1, dan 375 F1. Alfa Romeo mendominasi F1 musim 1950, dengan memenangi seluruh seri lomba. Ferrari sendiri mulai memenangi balap F1 pada GP Inggris 1951 dengan pembalap José Froilán González.[9] Ferrari juga memenangi balapan 1950 dan 1951 di Mille Miglia. Sayangnya Ascari saat itu malah menabrakan mobilnya dan membuat seorang dokter lokal terbunuh dan menyebabkan Ferrari di DQ dari ajang tersebut.
Setelah Alfa Romeo pergi dari F1 di 1951 karena perbedaan pendapat tentang regulasi Formula Dua, Ferrari memperkenalkan mobil baru yang dinamai Ferrari Tipo 500, yang kemudian mendominasi musim 1952 dengan hasil juara dunia untuk Ascari. Di musim itu Ferrari diperkuat oleh Nino Farina dan Piero Taruffi. Pada 1953 Ascari yang menang lima balapan terpaksa harus menyerah pada konsistensi Juan Manuel Fangio di atas Maserati.
Peluncuran World Sportscar Championship pada 1953 membuat Enzo Ferrari tertarik untuk turun di balapan tersebut. Ia lantas meluncurkan mobil V12 166 MM dan 250 MM, mobil bertenaga besar V12 290, 340, dan 375 MM, 315, 335, 410 S, mobil empat silinder 500, 625, 750, seri 860 Monzas, dan mobil V6 118 dan 121 LM. Dengan potensi kekuatan tersebut, Ferrarui mendominasi WSC dengan memenangi gelar pada 1953, 1954, 1956, 1957, dan 1958.
Pada 1954, F1 membuat aturan baru dengan syarat mesin 2.5 liter. Ferrari yang menurunkan Tipo 625 dapat mengimbangi kekuatan Fangio dan Maserati, dan juga Mercedes-Benz W196 yang turun bulan Juli. Ferrari memenangi dua balapan, yaitu GP Inggris 1954 bersama Jose Gonzalez[10] dan GP Spanyol 1954 bersama Mike Hawthorn.[11] Pada musim F1 1955, Ferrari hanya mampu memenangi GP Monaco bersama pembalap Perancis, Maurice Trintignant.[12] Di musim 1955 juga, Ferrari harus mengalami masa pahit karena mereka saat itu terpaksa membeli sasis dari Lancia setelah kematian tragis Ascari. Juan Manuel Fangio, Peter Collins, dan Eugenio Castellotti membalap dengan Lancia-Ferrari D50 dan mereka mampu memenangi kejuaraan F1 musim 1956 dengan gelar dunia untuk Fangio.
Musim 1957, kejuaraan dunia konstruktor diperkenalkan, dan sayangnya Ferrari dimusim tersebut kalah oleh Vanwall. Fangio kembali ke Maserati. Ferrari masih menggunakan Lancia, dan gagal memenangi satu balapan pun. Pembalap Luigi Musso dan Alfonso de Portago bersama Castellotti; Castellotti tewas saat ia melakukan testing, dan kemudian Portago menabrak penonton di Mille Miglia, dan membunuh 12 penonton. Sebagai ganjarannya, Ferrari terkena denda akibat pembunuhan tidak sengaja.
Pada musim 1958, desainer Carlo Chiti masuk dan merancang mobil baru untuk Ferrari yang dinamakan Ferrari 246 Dino (didedikasikan untuk kematian putra Enzo Ferrari).[13] Tim masih mempertahankan lineup pembalap Collins, Hawthorn, dan Musso, ironisnya Musso tewas dalam balapan GP Perancis 1958, dan Collins tewas dalam GP Jerman 1958. Hawthorn lantas memenangi gelar juara dunia tahun 1958.
Musim berikutnya, Ferrari mendatangkan Tony Brooks, Jean Behra, Phil Hill, Dan Gurney, dan Cliff Allison.[14] Tetapi tim tidak mampu menjalani musim dengan baik. Behra dipecat setelah ia meninju manajer tim Romolo Tavoni. Brooks tampil luar biasa dalam beberapa balapan, tetapi ia kalah dalam balapan terakhir oleh Jack Brabham dengan mobil Cooper bermesin belakang.
1960-an: Deretan kesuksesan awal
Musim 1960 berjalan dengan sedikit optimisme bagi Ferrari setelah gagal di 1959. Ferrari mempertahankan Phil Hill dan Cliff Allison, dan mereka juga mendatangkan Wolfgang von Trips dan kemudian Willy Mairesse ketika musim berjalan dan ditambah lagi dengan kedatangan Richie Ginther[15], yang menjadi pengetes mobil Ferrari pertama bermesin belakang. Apesnya, Allison mengalami kecelakaan dalam sebuah testing dan tim lagi-lagi gagal memenangi satu balapan pun. Sebuah Ferrari kemudian mampu memenangi 24 Hours of Le Mans, tetapi itupun melalui bantuan dua pembalap yaitu Paul Frere dan Olivier Gendebien.
Musim 1961 dengan regulasi baru untuk 1500 cm³, Ferrari mempertahankan Hill, von Trips dan Ginther, dan meluncurkan mobil baru karya Chiti, yaitu Ferrari 156 yang berbasis dari mobil F2 tahun 1960 yang sangat dominan. Dua pembalap Ferrari yaitu Hill dan Von Trips bersaing memperebutkan kejuaraan dunia. Giancarlo Baghetti bergabung di pertengahan musim, dan menjai satu-satunya pembalap F1 sampai saat ini yang mampu memenangi lomba di debut balapannya (yaitu di GP Perancis 1961).[16] Tetapi di akhir musim, von Trips mengalami kecelakaan di GP Italia dan tewas beserta selusin tifosi.[17] Hill memenangi gelar dunia, Ferrari juga menang lagi di Le Mans dengan kombinasi Olivier Gendebien dan Phil Hill.
Di akhir 1961, dengan keluarnya Carlo Chiti dan manajer Romolo Tavoni yang membuat tim balap mereka sendiri, ATS, Ferrari lantas mempromosikan Mauro Forghieri sebagai direktur balap dan Eugenio Dragoni sebagai manajer tim.
Musim 1962, Hill dan Baghetti bertahan bersama dua pembalap baru yaitu Ricardo Rodriguez dan Lorenzo Bandini. Tim menggunakan mobil tahun 1961 dikarenakan Forghieri masih sibuk membenahi desain mobil barunya. Tim kembali gagal memenangi lomba. Tetapi lagi-lagi menang di Le Mans dengan kombinasi Hill dan Gendebien.
Ferrari kemudian menjalankan mobil 156 yang ringan dan kecil untuk musim F1 1963, kali ini kombinasi pembalapnya adalah Bandini, John Surtees, Willy Mairesse dan Ludovico Scarfiotti. Surtees memenangi GP Jerman 1963, dengan kecelakaan parah yang menyebabkan Mairesse tidak dapat melanjutkan karier balapnya. Gagal di F1, lain dengan di Le Mans, di mana lagi-lagi Ferrari mampu memenangi balapan Le Mans, kali ini dengan kombinasi Bandini dan Scarfiotti.
Lorenzo Bandini membalap untuk Ferrari di GP Jerman 1966.
Musim F1 1965, Ferrari mengembangkan dua jenis mesin, yaitu V8 yang sama dengan tahun sebelumnya, dan V12 yang diperlombakan di seri-seri akhir untuk menghadapi musim 1966. Sayangnya mereka gagal memenangi satu lomba pun, namun di Le Mans, Ferrari kembali berjaya dengan menjadi juara enam tahun berturut-turut, dan sekaligus pula menjadi kemenangan Ferrari terakhir di ajang Le Mans 24 Hours.
Pada musim 1966, sesuai peraturan baru, Ferrari 312 milik Surtess dilengkapi dengan mesin 3000cc V12. Sementara itu, Bandini membalap di Seri Tasman 2.4 L V6. Surtess lantas berhasil memenangi balapan di Belgia, tetapi ia berselisih paham dengan Eugenio Dragoni dan kemudian ia dipecat dan digantikan oleh Mike Parkes. Di sisi lain, Scarfiotti memenangi balapan GP Italia dengan mobil 36-valve engine.
Musim 1967, tim Ferrari memecat Dragoni dan menggantinya dengan Franco Lini. Chris Amon juga masuk menemani Bandini. Di GP Monaco, Bandini mengalami kecelakaan hebat, dan ia meninggal dunia beberapa hari kemudian. Ferrari lantas tetap mempertahankan pasangan Mike Parkes dan Scarfiotti, tetapi Parkes mengalami kecelakaan di GP Belgia dan Scarfiotti yang ketakutan setelah menyaksikan kecelakaan Parkes lantas memutuskan untuk beristirahat sementara dari arena balap mobil.
Pada musim 1968, Jacky Ickx masuk ke tim dan berhasil membawa tim memenangi balapan di Perancis dan posisi podium di beberapa balapan lain, dan membuatnya masuk ke dalam daftar kandidat juara dunia, sampai ia mengalami kecelakaan di Kanada. Chris Amon kemudian memimpin beberapa balapan yang sayangnya selalu gagal untuk ia menangi.[18] Di akhir musim, manajer Franco Lini berhenti dan Ickx pindah ke tim Brabham. Di musim panas 1968, Ferrari mengumumkan bahwa mereka akan melebur ke dalam grup otomotif FIAT. Di musim 1969, Enzo sempat mengungkapkan bahwa ia merasa kesulitan dalam membiayai biaya balapan yang semakin membengkak. Walaupun begitu Ferrari tetap berkompetisi penuh di musim tersebut. Kali ini Chris Amon ditemani oleh Pedro Rodriguez dan pada akhir tahun Amon kemudian memilih untuk hengkang dari tim.
1970-an: Era Niki Lauda
ahun 1970, Ickx kembali ke Ferrari, dan ia memenangi balapan di Austria[19], Kanada[20][21], dan Meksiko[22] sehingga menempatkan ia di posisi kedua klasemen pembalap tahun tersebut.
Era 1970-an menjadi dekade terakhir Ferrari berkompetisi di ajang sports car. Dengan diawali performa buruk mobil F1 Ferrari tahun 1973, Enzo lantas memutus segala urusan pengembangan Ferrari di ajang sports car. Saat itu juga, Enzo sebenarnya sempat melontarkan pernyataan bahwa ia juga akan menarik keluar Ferrari dari F1, namun pernyataan itu belakangan ia cabut kembali.Setelah tiga tahun gagal dan sial, Ferrari mengontrak Niki Lauda pada tahun 1974, dan setahun kemudian Lauda berhasil menjadi juara dunia dengan mobil Ferrari 312T. Pada 1976, Lauda juga nyaris saja mempertahankan gelar dunianya, kalau saja ia tidak terlibat kecelakaan hebat di GP Jerman.[23] Carlos Reutemann masuk menggantikan Lauda untuk sementara, dan Clay Regazzoni mengemudikan mobil lainnya[24][25], Ferrari lantas turun dengan tiga mobil di GP Italia[26] setelah Lauda kembali. Ia lantas merebut gelar keduanya di 1977 sebelum akhirnya hengkang di akhir musim.
Pada 1978 Ferrari diperkuat pembalap muda Gilles Villeneuve (GV) menemani Carlos Reutemann. Jody Scheckter masuk menggantikan Reutemann di GP Argentina 1979, dan di akhir musim Scheckter berhasil memenangi gelar juara dunia, dengan GV di P2 klasemen pembalap.
1980-an: Dekade suram
Michele Alboreto merupakan penantang serius Alain Prost di musim F1 1985.
Sebelumnya di musim 1982, tim Ferrari pindah markas ke Maranello yang dari sisi strategis sangat dekat dengan sirkuit tes mereka, Fiorano.
Pada 14 Agustus 1988, Enzo Ferrari meninggal dunia dalam usia 90 tahun. Setelah Enzo wafat, FIAT menjadi penguasa Ferrari dengan saham 90%. Seminggu setelah Enzo wafat, Gerhard Berger dan Michele Alboreto secara mengejutkan berhasil memenangi GP Italia[30], di tengah musim yang didominasi McLaren tersebut, nampaknya kemenangan di Italia memang sudah ditakdirkan untuk Ferrari dengan kejadian kerusakan mesin untuk Alain Prost dan Ayrton Senna yang malah menabrak backmarker Jean-Louis Schlesser (Williams) saat ia memimpin.
1990-an: Reformasi oleh Michael Schumacher
Michael Schumacher di GP Jerman 1997, tahun keduanya bersama tim Ferrari.
Musim 1996 Ferrari mendatangkan bintang Jerman, Michael Schumacher, dan setelah itu berturut-turut datang juga Ross Brawn, Rory Byrne[34], dan Jean Todt yang sudah menangangi Ferrari sejak pertengahan musim 1993. Mereka berempat kemudian menjadi penyelamat Ferrari[35], dengan mengantarkan tim besar yang sedang sakit tersebut menjuarai tiga balapan di musim 1996. Bahkan Schumi juga sempat masuk kandidat juara dunia 1997 sebelum akhirnya kandas setelah menyenggol mobil Jacques Villeneuve di balapan terakhir di Jerez, dan kemudian Schumi didiskualifikasi karena aksi berbahayanya itu.[36][37][38]
Musim 1998 Ferrari dan Schumi tetap jadi penantang serius untuk gelar juara dunia, tetapi lagi-lagi mereka gagal di balapan terakhir yang kali ini digelar di Jepang. Di musim 1999 Schumi mengalami patah kaki akibat kecelakaan di Silverstone.[39] Posisinya kemudian digantikan oleh Mika Salo. Eddie Irvine nyaris saja menjadi juara dunia 1999 sebelum akhirnya lagi-lagi gagal di balapan terakhir.[40] Meskipun begitu, Ferrari sukses menjadi juara dunia konstruktor di akhir musim 1999.
2000-an: Kembali ke jalur juara
Felipe Massa membalap untuk Ferrari di GP Brazil 2006.
Kimi Raikkonen tampil sebagai juara dunia di GP Brasil 2007.
Musim 2001 Ferrari masih tetap kuat, dengan Schumi masih mempertahankan gelarnya, dan Barrichello menempati P3 klasemen akhir pembalap. Sejarah kemudian di cetak oleh Schumi di GP Hungaria, saat Schumi mencatatkan diri sebagai pemenang rekor kemenangan terbanyak dengan 52 kali menang, memecahkan rekor sebelumnya atas nama Alain Prost dengan raihan 51 kemenangan.
Tahun 2002 adalah tahun super bagi Ferrari. Mereka berhasil memenangi 15 dari 17 lomba (11 untuk Schumi, 4 untuk Barrichello). Bahkan gelar juara dunia bagi Schumi pun datang dengan cepat, karena saat musim balap menyisakan enam seri lagi, Schumi telah pasti sebagai juara dunia di Perancis.[41] Namun di musim itu juga tim Ferrari harus menganggung malu. Akibat skandal team order di GP Austria, tim Ferrari dihukum denda 1 juta dollar AS, bahkan Schumi pun menjadi cemoohan oleh pihak media dan fans.
Musim 2003 dengan diawali start buruk dari tim[42][43][44], Schumi bangkit di balapan keempat di San Marino, pada saat yang bersamaan, ibu Schumi, Elizabeth meninggal dunia. Schumi menang di San Marino, dan kemenangannya tersebut didedikasikan untuk sang bunda. Sepanjang musim 2003 lawan terberat Schumi adalah Kimi Raikkonen. Bahkan andaikan saja Eddie Jordan/Giancarlo Fisichella tidak memprotes hasil balapan di Brazil dan Rubens Barrichello tidak menang secara dominan di Jepang, hampir bisa dipastikan Raikkonen akan menjadi juara dunia.
Musim 2004 adalah ulangan dari musim 2002, karena Ferrari lagi-lagi memenangi 15 dari 18 lomba. Mereka hanya kalah di Monako, Belgia, dan Brazil. Michael Schumacher sendiri berhasil mempertajam rekornya menjadi tujuh kali juara dunia.[45]
2005 menjadi tahun revolusi bagi Ferrari. Akibat kegagalan Bridgestone menyediakan ban yang bagus untuk Ferrari, sepanjang musim 2005 Schumi hanya mampu menunjukan performa seadaanya. Ia memang berhasil menang di AS, tetapi itupun karena seluruh mobil Michelin mundur dari balapan.[46]
Pada 2006, dengan regulasi ban yang dikembalikan ke regulasi tahun 2004 dan sebelumnya[47], Ferrari kalah tipis dari Fernando Alonso dan Renault. Schumi bisa saja merebut gelar juara dunia, kalau saja mesin Ferrarinya tidak meledak di Jepang. Di akhir musim Schumi mengumumkan pengunduran dirinya dari ajang F1, dan posisinya di Ferrari akan digantikan oleh Kimi Raikkonen[48][49] yang akan menemani Felipe Massa.
Perang saudara di McLaren pada 2007 antara Fernando Alonso dan Lewis Hamilton di beberapa balapan menjelang akhir musim berhasil dimanfaatkan dengan baik oleh Kimi Raikkonen yang akhirnya merebut gelar juara dunia di balapan pamungkas di GP Brazil. Di musim itu pula, Ferrari dan McLaren sempat bersitegang soal gambar rancangan mobil F2007 yang berada di tangan Mike Coughlan dari McLaren.[50] Diselidiki, ternyata baik Mike Coughlan dan Nigel Stepney[51][52] dari Ferrari mencoba bersekongkol. Dicurigai juga ada pihak ketiga di luar Ferrari dan McLaren yang mencoba memperkeruh suasana, karena pada bulan Juli 2007, Stepney dan Coughlan sempat dihubungi oleh pihak Honda seputar lowongan kerja untuk musim 2008.[53] Sebagai hukumannya, tim McLaren harus rela didiskualifikasi dari kejuaraan konstruktor musim 2007[54] meskipun Fernando Alonso dan Lewis Hamilton masih diperbolehkan untuk bertarung memperebutkan gelar dunia pembalap.
Pada musim balap 2008 penampilan Raikkonen sebagai juara dunia bertahan memburuk, di tengah hebatnya performa Felipe Massa yang luar biasa sepanjang 2008 di mana ia kalah tipis dari Lewis Hamilton di balapan terakhir di Brazil.
Musim 2009 Ferrari kembali tampil buruk. Kecelakaan hebat yang menimpa Felipe Massa di Hungaria menyebabkannya harus absen sampai akhir musim. Posisinya digantikan oleh Luca Badoer dan kemudian Giancarlo Fisichella. Tiga hari setelah GP Singapura, Ferrari mengumumkan bahwa kontrak Kimi di Ferrari untuk 2010 akan diputus. Posisi Kimi di Ferrari digantikan jagoan Spanyol yang telah menjadi juara dunia dua kali yang sebenarnya telah diincar Ferrari sejak 2004, Fernando Alonso.[55] Felipe Massa sendiri dipastikan kembali di musim 2010.
2010-an: Era Fernando Alonso dan Sebastian Vettel
Ferrari tampil dengan tim beraroma Latin penuh di musim 2010. Fernando Alonso (Spanyol) berpasangan dengan Felipe Massa (Brazil). Tampil meyakinkan di balapan seri pembuka di Bahrain dengan finish 1-2, Ferrari ternyata malah tampil kedodoran sampai pertengahan musim. Pertengahan musim 2010 Ferrari mendatangkan mantan orang McLaren, Pat Fry untuk memperkuat barisan teknik mereka menghadapi musim F1 tahun 2011.[56] Pertengahan musim 2010, Ferrari akhirnya mampu menang balapan kembali di GP Jerman dengan posisi 1-2 untuk Fernando Alonso dan Felipe Massa, walaupun sedikit terbilang kontroversial karena Massa memberikan posisi terdepannya untuk Alonso. Selanjutnya tiga kemenangan lain berhasil diraih Ferrari di Italia, Singapura, dan Korsel melalui tangan Fernando Alonso. Tim Ferrari yang sebelumnya terpuruk di musim 2009 akhirnya berangsur-angsur bangkit dan berhasil finish di P3 klasemen konstruktor musim 2010. Sementara itu Fernando Alonso berhasil finish sebagai runner-up klasemen dengan raihan 252 poin.Awal tahun 2011, Ferrari kemudian melakukan pergantian kru pada tim manajemen mereka. Posisi Chris Dyer (orang yang bertanggung jawab atas strategi yang salah di GP Abu Dhabi[57]) digantikan oleh Pat Fry.[58] Sementara itu Neil Martin didatangkan dari Red Bull Racing untuk membantu Fry menangani strategi lomba.[59] Meskipun tampil menjanjikan selama sesi testing pra musim, Ferrari harus mengawali musim 2011 dengan buruk dan mereka baru bisa meraih podium pertama merema di Turki.[60] Sebagai akibat kegagalan ini tim kemudian merombak sebagian divisi tekniknya dengan Aldo Costa yang digantikan Pat Fry. Hasilnya terlihat positif saat Fernando Alonso akhirnya mampu memenangi lomba di Inggris.[61] Memasuki akhir musim 2011, Ferrari menjanjikan akan membuat mobil inovatif untuk musim 2012. Salah satu langkah mengejutkan yang diambil Ferrari adalah dengan menarik kembali Rory Byrne sebagai konsultan aerodinamika untuk membantu Pat Fry dan Nicholas Tombazis merancang mobil tahun 2012.
Musim 2012 diawali Ferrari dengan baik lewat kemenangan mendadak di Malaysia melalui Fernando Alonso diatas lintasan basah dengan fakta bahwa mobil Ferrari F2012 ternyata bukanlah mobil tercepat di atas grid.[62] Ferrari kemudian membawa sejumlah perbaikan pada mobil mereka yang hasil nyatanya terlihat jelas saat Alonso memenangi balapan di Eropa dan Jerman.[63] Di akhir musim, Alonso finis di peringkat kedua klasemen pembalap dibawah Sebastian Vettel.
Musim 2013 Alonso berhasil meraih dua kemenangan di awal musim yaitu di Cina dan Spanyol. Pada bulan September, Ferrari mengumumkan beberapa perubahan untuk musim 2014. Mereka menarik James Allison dari Lotus sebagai direktur teknik sasis[64] dan kemudian merekrut kembali Kimi Raikkonen sebagai pembalap selama dua musim mulai 2014.[65] Felipe Massa yang sudah bergabung dengan Ferrari sejak tahun 2006 hengkang.[66] Ferrari lantas jalani awal musim 2014 dengan buruk yang kemudian membuat Stefano Domenicali mengundurkan diri dari jabatan prinsipal tim. Posisinya kemudian diisi Kepala Ferrari Divisi Amerika Utara, Marco Mattiacci. Pada musim 2014 ini Ferrari untuk kali pertama sejak 1993 gagal memenangi satu lomba selama musim berjalan. Beberapa tokoh Ferrari hengkang di musim ini diantaranya Luca Montezemolo dan Fernando Alonso. Mereka diganti oleh Sergio Marchionne dan Sebastian Vettel. Marchionne lantas mengganti lagi posisi prinsipal tim kali ini dengan direktur independen Juventus, Maurizio Arrivabene.
Kontroversi
Kendati meraih segudang kesuksesan, tim ini pun tidak lepas dari masalah terkait dengan masalah keamanan bagi pembalap dan mobilnya. Sudah banyak pembalap-pembalap hebat yang tewas karena kecelakaan dengan mengemudi mobil Ferrari di lintasan seperti yang paling terkenal yaitu Alberto Ascari, Luigi Musso, Jean Behra, Wolfgang von Trips, Lorenzo Bandini hingga bintang muda Gilles Villeneuve yang meregang nyawa di lintasan balap. Bahkan pembalap sekelas Niki Lauda pun nyaris tewas setelah mobilnya terbakar habis usai kecelakaan di GP Jerman 1976. Belum lagi beberapa kasus-kasus team order yang melibatkan beberapa pembalap seperti Gilles Villeneuve mengalah kepada Jody Scheckter di seri penutup GP Monza 1979 yang mengantarkan Scheckter meraih juara dunia, Rubens Barrichello yang harus mengalah kepada Michael Schumacher di GP Austria 2002 dan kemudian Fernando Alonso yang diberi jalan oleh Felipe Massa untuk memenangi GP Jerman 2010. Tak heran jika Ferrari sering mendapat protes dari tim-tim lain yang berakibat diberikannya sanksi berupa denda maupun pengurangan poin atau didiskualifikasi.Serba-serbi tim
Logo
Logo tim Ferrari versi klasik.
Kantor pusat
Tim Scuderia Ferrari berbasis di kota Maranello, Italia, 18 km dari kota Modena, bersebelahan dengan pabrik mobil jalan rayanya. Enzo Ferrari lahir di kota ini, dan menghabiskan masa remajanya di kota tersebut. Selain markas di Maranello, tim Ferrari juga memiliki sebuah sirkuit tes pribadi, yaitu Fiorano yang dibangun sejak tahun 1972, dan sampai saat ini masih tetap digunakan sebagai tempat tes baik untuk mobil jalanan ataupun untuk mobil balap. Modena sendiri merupakan sebuah kota di region Emilia-Romagna di Italia.Balapan Grand Prix Italia di Sirkuit Monza, Milano merupakan balapan kandang bagi tim Ferrari, setiap kali balapan digelar di sana, seluruh fans Ferrari dari seantero Italia dating memenuhi sirkuit, dan mereka kerap membuat fans-fans tim lain ketakutan atau terlibat dalam kerusuhan layaknya pendukung sepak bola dengan beragam aksi dan tindakan-tindakan fanatisme yang tidak ada tandingannya di negara-negara lain.
Selain Monza, Ferrari juga memiliki penuh sirkuit Mugello (yang saat ini digunakan sebagai tempat berlangsungnya balapan MotoGP Italia), dan sirkuit Autodromo Dino e Enzo Ferrari (Imola) di dekat kota Bologna (markas Ducati) yang sempat menjadi tuan rumah GP San Marino sampai tahun 2005. Kedua sirkuit tadi kerap digunakan Ferrari sebagai tempat tes pribadi untuk mobil F1 mereka.
Peran sebagai pemasok mesin
Ferrari merupakan satu-satunya tim yang membuat mesin untuk mobil mereka sendiri di ajang Formula Satu sejak pertama kali ikut serta di ajang F1 pada 1950. Mereka juga menyediakan pasokan mesin untuk tim lain. Pada tahun 2012 dua tim yaitu Scuderia Toro Rosso dan Sauber menggunakan mesin Ferrari. Sebelumnya Ferrari memasok mesin untuk Minardi (1991), Scuderia Italia SpA (1992-1993), Sauber (1997-2005 dengan mesin berlabel 'Petronas' dan 2010-sekarang), Prost Grand Prix (2001, mesin berlabel 'Acer') , Red Bull Racing (2006), Spyker F1 (2007) dan Force India (2008).Team order
Team Order: Rubens Barrichello memberikan kemenangannya bagi Schumi di akhir GP Austria 2002.
Pada tahun 1982, di San Marino, dua mobil Ferrari berhasil memimpin dengan Gilles Villeneuve di depan Didier Pironi. Tim memberi perintah agar kedua mobil melambat untuk mengurangi risiko ke mobil, yang rupanya ditafsirkan secara berbeda oleh dua pembalap. Villeneuve marah ketika Pironi menyalip dan memenangkan perlombaan. Kemarahan Villeneuve menegaskan apa yang ia lihat sebagai sebuah pengkhianatan oleh rekan setimnya sering dianggap menjadi faktor penyumbang kecelakaan fatal di babak kualifikasi pada balapan berikutnya yaitu di GP Belgia 1982.
Saat era Michael Schumacher di Ferrari, ia diberi perlakuan istimewa atas rekan satu timnya (Eddie Irvine, Rubens Barrichello dan Felipe Massa). Strategi ini sering tidak populer di mata penggemar olahraga dan tim-tim pesaing. Puncaknya adalah kejadian di GP Austria 2002 saat Barrichello yang memimpin hampir sebagian besar perlombaan diperintahkan untuk memberi jalan kepada Schumacher, yang ia lakukan di tikungan terakhir di lap terakhir. Ini merupakan suatu langkah yang sangat tidak populer, karena terjadi pada tahap awal musim, ketika kedua pembalap memiliki kesempatan untuk memenangkan kejuaraan pembalap.
Di GP Jerman 2010, Felipe Massa diinformasikan bahwa Fernando Alonso jauh lebih cepat dari dirinyaa, dan setelah dua kali pemberitahuan informasi ini, Massa mempersilakan Alonso melewatinya. Sekaligus menafsirkan bahwa ini adalah sebuah proses team order yang dari musim 2003–2010 dilarang di F1. Hasilnya Alonso berhasil menang, dengan Massa yang finis kedua dan Sebastian Vettel ketiga. Ferrari didenda hukuman maksimum yang tersedia yaitu 100.000 dollar AS atas pelanggaran peraturan tersebut oleh para pengawas lomba di Jerman. Tim lantas dibawa ke dewan FIA World Motor Sport Council, di mana dewan menguatkan pandangan para pengawas lomba yang memberikan hukuman di Jerman, tetapi tidak mengambil tindakan lebih lanjut.[67][68]
Sponsorship
Truk tim Ferrari dengan berhiaskan stiker-stiker sponsor Ferrari.
Sponsor utama
Tim Hilman pertama kali disponsori oleh merek rokok Marlboro sejak musim 1984, di mana Marlboro juga menjadi sponsor bagi tim McLaren. Marlboro secara resmi menjadi sponsor utama Ferrari sejak musim 1997. Pada akhir 2005, Ferrari mengumumkan bahwa mereka telah memperpanjang kontrak sponsorship dengan Marlboro (Philip Morris) sampai musim 2011. Di saat itu juga, pelarangan semua bentuk sponsorship berbau rokok mulai diterapkan di Eropa, dan beberapa tim F1 memutuskan untuk mengakhiri kontrak sponsor mereka dengan pabrikan rokok (seperti McLaren dengan West dan Renault dengan Mild Seven). Diperkirakan setiap tahunnya, Ferrari mendapatkan suntikan dana segar sebesar 1 miliar dollar dari Marlboro.Pada bulan Juni 2011 diumumkan secara resmi bahwa Marlboro akan kembali menjadi sponsor tim Ferrari sampai akhir 2015. Selain Marlboro, Ferrari juga memiliki sponsor lain yang tidak kalah besarnya. Sejak musim 2010 seiring duduknya Fernando Alonso di kursi pembalap, Grupo Santander akan menjadi sponsor besar kedua Ferrari setelah Marlboro. Kesepakatan kontrak Ferrari dan Santander akan berlangsung selama lima musim.[69] Setiap tahunnya, Ferrari akan mendapatkan dana sebesar hampir 40 juta dollar.
Pada Desember 2005, Vodafone mengumumkan bahwa mereka akan berhenti menjadi sponsor Ferrari karena tergiur dengan tawaran menjadi sponsor utama McLaren mulai tahun 2007. Inti dari mundurnya Vodafone sebagai sponsor Ferrari adalah karena Ferrari lebih mengistimewakan Marlboro sebagai sponsor utama dengan cara memperbanyak lahan stiker mereka di atas mobil.[70] Sebagai pengganti Vodafone, Ferrari lantas mengumumkan bahwa Alice akan menjadi sponsor Ferrari mulai musim 2007
Sponsor lain
Perusahaan-perusahaan lain yang juga saat ini menjadi sponsor Ferrari antara lain: Shell - Royal Dutch/Shell Group, Pirelli, Acer, Etihad Airways, dan beberapa lainnya termasuk Mubadala Development Company (sebuah perusahaan investasi asal Abu Dhabi yang juga memiliki 5% saham Ferrari sejak 2007). Sebagai bagian dari kesepakatan dengan Acer, Ferrari lantas memperbolehkan Acer untuk meluncurkan paket PC desktop dan laptop dengan logo resmi Ferrari. Perusahaan prosesor komputer terbesar kedua di dunia, AMD juga menjadi sponsor Ferrari, dan kemudian mereka bekerja sama dengan Acer untuk meluncurkan beberapa seri laptop dengan desain memakai logo Ferrari.Selain sponsor, Ferrari juga memiliki beberapa pemasok resmi, yaitu: Magneti Marelli, OMR, SKF, Europcar, Iveco, NGK, Puma, Tata Consultancy Services, Brembo, BBS Kraftfahrzeugtechnik AG, SELEX Communications, Technogym, Schuberth dan Microsoft.
Struktur tim
Skuat saat ini
|
|
Mantan personel tim
|
|
Pembalap-pembalap terkenal
Rekor
Michael Schumacher, salah satu legenda hidup dari tim Ferrari di ajang Formula Satu.
- Juara dunia konstruktor : 16
- Juara dunia pembalap : 15
- Ikut balapan : 818
- Raihan kemenangan : 215
- Raihan kemenangan dalam satu musim : 15 (berbagi bersama McLaren)
- Total podium : 645
- Raihan podium dalam satu musim : 29
- Total finish 1-2 : 81
- Total raihan pole position : 205
- Total keseluruhan poin konstruktor : 5.492,27
- Total raihan lap tercepat : 225
- Prosentase kemenangan : ~26% (untuk tim yang minimal meraih 10 kali kemenangan)
- Total kecelakaan terburuk : 7 (4 dalam balapan, 1 di kualifikasi, 2 dalam testing)






0 komentar:
Posting Komentar